Jumat, 12 Juli 2013
Pengertian
VAK
Teori yang mendukung pembelajaran VAK adalah Accelerated
Learning, teori otak kanan/kiri, teori otak triune, pilihan modalitas (visual,
auditorial dan kinestetik), teori kecerdasan ganda, pendidikan menyeluruh,
belajar berdasarkan pengelaman, belajar dengan symbol. Pembelajaran VAK
menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik
adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman
serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari
bahwa orang belajar dengan cara berbeda. Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat
realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif dan hidup.
PRINSIP
DASAR VAK
1. Pembelajaran melibatkan seluruh
pikiran dan tubuh
2. Pembelajaran berarti berkreasi bukan
mengkonsumsi
3. Kerjasama membantu proses
pembelajaran
4. Pembelajaran berlangsung pada benyak
tingkatan secara simultan
5. Belajar berasal dari mengerjakan
pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik
6. Emosi positif sangat membantu
pembelajaran
7. Otak-citra menyerap informasi secara
langsung dan otomatis
KARAKTERISTIK
VAK
1.
Visual.
Belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Visualization adalah bahwa
belajar
harus menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar,
mendemonstrasikan, membaca, gunakan media & alat peraga.
2.
Auditori.
Belajar dengan berbicara dan mendengar. Auditory bermakna bahwa belajar
haruslah mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, memberikan pendapat,
gagasan, menanggapi dan beragumentasi.
3.
Kinesthetic.
Belajar dengan bergerak dan berbuat. Kinestetic bermakna gerakan tubuh
(hands-on, aktivitas fisik), belajar itu haruslah mengalami dan melakukan.
Model pembelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan
efektif dengan memperhatikan ketiga hal tersebut di atas, dengan perkataan lain
manfaatkanlah potensi siwa yang telah dimilikinya dengan melatih,
mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya dengan istilah pada SAVI, dengan
somatic ekuivalen dengan kinesthetic.
KERANGKA
PERENCANAAN PEMBELAJARAN VAK
1.
Tahap
persiapan (kegiatan pendahuluan).
Pada tahap ini guru membangkitkan
minat siswa, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan
datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Secara
spesifik meliputi hal :
·
Memberikan
sugesi positif
·
Memberikan
pernyataan yang memberi manfaat kepada siswa
·
Memberikan
tujuan yang jelas dan bermakna
·
Membangkitkan
rasa ingin tahu
·
Menciptakan
lingkungan fisik yang positif
·
Menciptakan
lingkungan emosional yang positif
·
Menciptakan
lingkungan sosial yang positif
·
Menenangkan
rasa takut
·
Menyingkirkan
hambatan-hambatan belajar
·
Banyak
bertanya dan mengemukakan berbagai masalah
·
Merangsang
rasa ingin tahu siswa
·
Mengajak
pembelajar terlibat penuh sejak awal
2.
Tahap
Penyampaian (kegiatan inti)
Pada tahap ini guru hendaknya
membantu siswa menemukan materi belajar yang baru dengan cara menari,
menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, dan cocok untuk semua gaya
belajar. Hal- hal yang dapat dilakukan guru :
·
Uji
coba kolaboratif dan berbagi pengetahuan
·
Pengamatan
fenomena dunia nyata
·
Pelibatan
seluruh otak, seluruh tubuh
·
Presentasi
interaktif
·
Grafik
dan sarana yang presentasi berwarna-warni
·
Aneka
macam cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya belajar
·
Proyek
belajar berdasar kemitraan dan berdasar tim
·
Latihan
menemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok)
·
Pengalaman
belajar di dunia nyata yang kontekstual
·
Pelatihan
memecahkan masalah
3.
Tahap
Pelatihan (kegiatan inti)
Pada tahap ini guru hendaknya
membantu siswa mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru
dengan berbagai cara. Secara spesifik, yang dilakukan guru yaitu :
·
Aktivitas
pemrosesan siswa
·
Usaha
aktif atau umpan balik atau renungan atau usaha kembali
·
Simulasi
dunia-nyata
·
Permainan
dalam belajar
·
Pelatihan
aksi pembelajaran
·
Aktivitas
pemecahan masalah
·
Refleksi
dan artikulasi individu
·
Dialog
berpasangan atau berkelompok
·
Pengajaran
dan tinjauan kolaboratif
·
Aktivitas
praktis membangun keterampilan
·
Mengajar
balik
4.
Tahap
penampilan hasil (kegiatan penutup)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menerapkan dan
memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga
hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat. Hal –hal
yang dapat dilakukan adalah :
·
Penerapan
dunia nyata dalam waktu yang segera
·
Penciptaan
dan pelaksanaan rencana aksi
·
Aktivitas
penguatan penerapan
·
Materi
penguatan persesi
·
Pelatihan
terus menerus
·
Umpan
balik dan evaluasi kinerja
·
Aktivitas dukungan kawan
·
Perubahan
organisasi dan lingkungan yang mendukung.
Model Pembelajaran Quantum Tipe VAK (Visual Auditory
Kinesthetic)
Pengertian Model Pembelajaran Quantum tipe VAK
Pengertian Model Pembelajaran Quantum tipe VAK
Model pembelajaran Quantum tipe VAK atau model pembelajaran VAK adalah model
pembelajaran yang mengoptimalkan ketiga modalitas belajar tersebut untuk
menjadikan si belajar merasa
nyaman. Model pembelajaran VAK ini
merupakan anak dari model pembelajaran Quantum
yang berprinsip untuk menjadikan
situasi belajar menjadi lebih nyaman dan menjanjikan kesuksesan bagi
pebelajarnya di masa depan.
VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) merupakan tiga
modalitas yang dimiliki oleh setiap manusia. Ketiga modalitas tersebut kemudian
dikenal sebagai gaya belajar.
Gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana seseorang dapat menyerap dan
kemudian mengatur serta mengolah informasi, (Deporter, 112:1999).
Pembelajaran dengan model ini memntingkan pengalaman belajar
secara langsung dan menyenangkan bagi siswa. Pengalaman belajar secara langsung
dengan cara belajar dengan mengingat (Visual),
belajar dengan mendengar (Auditory), dan belajar dengan gerak dan emosi (Kinestethic) (DePorter dkk. 1999). Dan menurut Herdian, model
pembelajaran VAK merupakan suatu
model pembelajaran yang menganggap pembelajaran akan efektif dengan
memperhatikan ketiga hal tersebut (Visual,
Auditory, Kinestethic),
dan dapat diartikan bahwa pembelajaran dilaksanakan dengan memanfaatkan potensi
siswa yang telah dimilikinya dengan melatih dan mengembangkannya. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
belajar langsung dengan bebas menggunakan modalitas yang dimilikinya untuk
mencapai pemahaman dan pembelajaran yang efektif.
Pemanfaatan dan pengembangan potensi siswa dalam
pembelajaran ini harus memperhatikan kebutuhan dan gaya belajar siswa. Bagi
siswa visual, akan mudah belajar
dengan bantuan media dua dimensi seperti menggunakan grafik, gambar, chart,
model, dan semacamnya. Siswa auditory, akan lebih mudah belajar melalui pendengaran atau sesuatu
yang diucapkan atau dengan media audio. Sedangkan siswa dengan tipe kinestethic, akan
mudah belajar sambil melakukan kegiatan tertentu, misalnya eksperimen, bongkar
pasang, membuat model, memanipulasi benda, dan sebagainya yang berhubungan
dengan system gerak.
Model pembelajaran ini menganggap
bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga hal tersebut di
atas, dengan perkataan lain manfaatkanlah potensi siwa yang telah dimilikinya
dengan melatih, mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya dengan istilah
pada SAVI, dengan somatic ekuivalen dengan kinesthetic.
Pembelajaran VAK adalah strategi pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan alat indra yang dimiliki siswa.
Pembelajaran VAK adalah strategi pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan alat indra yang dimiliki siswa.
- Visualization adalah bahwa
belajar harus menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar,
mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga.
- Auditory bermakna bahwa belajar
haruslah mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, mengemukakan
pendapat, gagasan, menanggapi dan beragumentasi.
- Kinestetic bermakna
gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik), belajar itu haruslah mengalami
dan melakukan.
Langkah-langkah Pembelajaran
Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK), yaitu :
- siswa dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok.
- siswa diajukan untuk kolaborasi
mengeksplor konsep melalui media, siswa mendemonstrasikan alat peraga
untuk menggali konsep yang ada di LKS.
- Siswa bekerja kelompok,
sharing, berbagi gagasan, wawasan, pengalaman, dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada di LKS.
- salah seorang siswa wakil dari
kelompok mempresentasikan hasil kesepahaman dengan kelompoknya.
5.
kelompok
lain menanggapi, melengkapi, dan menyimpulakan hasil diskusi.
Ciri-ciri siswa dengan modalitas
belajar VAK
Modalitas visual merupakan gaya belajar bagi siswa yang suka menghafal, gaya
belajar auditory merupakan gaya
belajar siswa dengan mendengar, sementara gaya belajar kinestethic adalah gaya belajar siswa dengan melakukan sesuatu hal
atau praktikkum. DePorter
menyebutkan banyak ciri perilaku lain yang dapat dilihat untuk mengenali modalitas belajar siswa. Berikut cirri-ciri
siswa dalam ketiga modalitas belajar.
1.
Ciri
orang/siswa dengan modalitas visual, biasanya berpenampilan rapid an teratur,
teliti dan detail, berbicara dengan cepat, ketika menghafal gerakan mata
cenderung keatas, biasanya
tidak terganggu oleh keributan ketika mengerjakan sesuatu, mempunyai masalah untuk mengingat
instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering meminta bantuan orang untuk mengulangnya, pembaca cepat dan tekun, dan lebih suka membaca daripada
dibacakan.
2.
Ciri
orang auditory, yaitu senang berbicara kepada diri sendiri, mudah terganggu oleh keributan, menggerakkan bibir/bersuara saat
membaca, dapat
mengulang dan menirukan kembali nada-nada, birama, dan warna suara, sulit untuk menulis, tetapi hebat
dalam bercerita, berbicara
dalam irama yang terpola, belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan/dilisankan daripada yang dilihat, suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu dengan
panjang lebar, bermasalah
dengan hal-hal yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian
hingga sesuai satu sama lain, lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, dan lebih suka gurauan lisan daripada
membaca komik.
3.
Ciri
orang kinestethic, yaitu berbicara
dengan perlahan, menyentuh
orang untuuk mendapatkan perhatian, berdiri dekat ketika berbicara dengan orang, selalu berorientasi pada fisik dan
banyak bergerak, mempunyai
perkembangan awal otot-otot yang besar, belajar melalui memanipulasi dan praktik, menggunakan jari isyarat tubuh, tidak dapat duduk diam dalam waktu
yang lama, tidak
mengingat geografi atau letak, kecuali jika mereka memang telah berada ditempat
itu, menggunakan kata-kata yang mengandung aksi, kemungkinan tulisannya jelek, ingin melakukan segala sesuatu,dan yang
terakhir adalah menyukai
permainan/kegiatan yang menyibukkan.
Dengan mengenali ciri-ciri ketiga modalitas di atas maka
guru akan dapat memperhatikan situasi belajar yang perlu diciptakan untuk
menjadikan siswa dengan modalitas yang berbeda merasa nyaman. Setelah
kenyamanan terwujud akan dapat menjadikan siswa mudah dalam menerima materi
pelajaran dan pembelajaran yang efektif akan dapat tercapai. Ketiga modalitas
tersebut pasti dimiliki oleh setiap manusia, hanya saja ada yang berkembang
dengan satu modalitas dan ada pula yang berkembang dengan ketiganya dalam porsi
yang hampir
sama. Pembelajaran dengan model VAK
ini membantu para guru untuk memudahkan dalam penyampaian materi dan memberikan
kenyamanan bagi siswa dalam belajar di kelas.
Langkah-langkah Pembelajaran VAK
Sintaks atau langkah-langkah dalam pembelajaran VAK hampir sama dengan sintaks pada
model pembelajaran SAVI (Somatik,
Auditorial, Visual, dan Intelektual). Dapat disajikan sintaks pembelajaran VAK sebagai berikut.
1. Tahap persiapan (kegiatan
pendahuluan)
Pada kegiatan
pendahuluan guru memberikan
motivasi untuk membangkitkan minat
siswa dalam belajar, memberikan perasaan positif mengenai
pengalaman belajar yang akan datang kepada siswa, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk menjadikan
siswa lebih siap dalam menerima pelajaran.
2. Tahap Penyampaian (kegiatan inti pada
eksplorasi)
Pada kegiatan
inti guru mengarahkan
siswa untuk menemukan materi
pelajaran yang baru secara mandiri, menyenangkan, relevan, melibatkan
pancaindera, yang sesuai dengan gaya belajar VAK. Tahap ini biasa disebut eksplorasi.
3. Tahap Pelatihan (kegiatan inti pada elaborasi)
Pada tahap pelatihan guru membantu siswa untuk mengintegrasi dan menyerap pengetahuan serta keterampilan baru dengan berbagai
cara yang disesuaikan dengan gaya belajar VAK.
4. Tahap penampilan hasil (kegiatan inti pada
konfirmasi)
Tahap
penampilan hasil merupakan tahap seorang guru membantu siswa dalam menerapkan dan memperluas pengetahuan maupun keterampilan baru yang mereka dapatkan, pada kegiatan
belajar sehingga hasil belajar mengalami
peningkatan.
Media Pembelajaran yang Digunakan
Media-media yang
dapat digunakan adalah media segala jenis media yang dapat diaplikasikan
dalam pembelajaran VAK. Hal yang perlu diperhatikan adalah media yang digunakan
harus dapat memenuhi ketiga modalitas belajar. Siswa dengan modalitas belajar visual dapat dibantu dengan media
gambar, poster, grafik, dsb. Siswa dengan modalitas belajar auditory dibantu dengan media suara atau
musik-musik yang dapat merangsang minat belajar atau memberikan kesan
menyenangkan, rileks, dan nyaman bagi siswa, sementara bagi siswa kinesthetic diperlukan media-media
pembelajaran yang dapat mengoptimalkan fungsi gerak siswa. Namun pembelajaran
juga dapat dikemas dengan mengintegrasikan ketigamodalitas dengan menggunakan
media audio visual yang dimodivikasi dengan kegiatan game atau kuis yang
membebrikan kesempatan bagi siswa kinestetik.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
mba boleh minta referensinya untuk tugas, trims ;)
\
Posting Komentar